Minggu, 06 November 2011

Terjemahan Matsnawi 2 Kisah Raja yang Mencintai Gadis Hamba Sahaya

SATU

Kisah Raja yang Mencintai Gadis Hamba Sahaya

Pada suatu masa dahulu, ada seorang raja yang kedaulatannya meliputi dua alam. Pada suatu hari baginda pergi berburu bersama pengiringnya.

Di sebuah jalan raya, baginda melihat seorang hamba perempuan yang sangat cantik yang membuat hati baginda terpesona.

Seperti burung yang terkungkung dalam sangkar, jiwa baginda menggelepar, dan tanpa berfikir banyak baginda mengeluarkan uang untuk membeli gadis itu.

Sesudah keinginannya terkabul, malang tak dapat ditolak: tak lama kemudian gadis itu pun jatuh sakit.

Seperti orang yang punya keledai, namun tak punya pelana, demikian keadaan baginda; ketika pelana didapat keledainya dilarikan serigala.

Dia punya kendi, namun air tak ada; Ketika air telah didapat, kendi tiba-tiba pecah berkeping-keping.

Raja segera menghimpun tabib dari seluruh pelosok negeri dan berkata, “Hidup kami berdua terletak di tangan kalian!

Keadaanku jang dirisaukan, namun gadis ini adalah hidup dan segala-galanya bagiku. Hatiku pilu dan luka, dia saja yang dapat menyembuhkan sakitku.”

Dia yang dapat menyembuhkan sakitnya tentu akan  gembira sebab akan membawa pulang berkarung-karung uang dan permata.

Tabib-tabib itu menjawab, “Tatuhan kami ialah nyawa, kami akan menguras pikiran kami itulah modal kami!”

Karena sangat sommbongnya, tabib-tabib itu lupa mengucapkan “Insyia Allah!” Karena itu Tuhan menunjukkan kepada mereka bahwa manusia sesungguhnya daif dan penuh kekurangan.

Ratusan janji tak terpenuhi disebabkan oleh kerasnya  hati orang yang berjanji: mengucap janji tak penting sebab tak jarang sebuah janji merupakan lontaran kata-kata manis belaka.


Sering orang tak berjanji apapun, namun jiwa perbuatannya sejalan dengan jiwa dari janji yang diniatkan dalam hatinya.

Semakin banyak obat diberikan dan pengobatan yang dilakukan, si gadis semakin parah sakitnya, dan raja kecewa karena keinginannya tak terpenuhi.

Tubuh gadis itu kini kurus kering, bagaikan sehelai rambut dan mata baginda bagaikan sungai yang deras, air mata darah mengalir terus menerus.

Agaknya memang ditakdirkan ramuan obat dari campuran madu dan cuka hanya menerbitkan kesal, minyak buah badam mengakibatkan tubuh gadis itu semakin ceking.

Mirabola yang diberikan menimbulkan sembelit, ketegangan pun timbul; air mata bercucuran dari nyala api bagaikan nafta.

bersambung ke :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar